Guardiola: Kekalahan dari Liverpool Bisa Pupuskan Impian Juara City
- Home
- Guardiola: Kekalahan dari Liverpool Bisa Pupuskan Impian Juara City
Guardiola: Kekalahan dari Liverpool Bisa Pupuskan Impian Juara City
Manajer Manchester City, Pep Guardiola, mengakui bahwa peluang timnya untuk meraih gelar Liga Inggris musim ini akan hilang jika mereka mengalami kekalahan dari Liverpool pada pertandingan mendatang di Anfield. Pernyataan ini muncul setelah City menderita kekalahan 4-0 dari Tottenham Hotspur di kandang, yang menandai kekalahan kelima berturut-turut bagi The Citizens.
Situasi Terkini Manchester City
Setelah kekalahan dari Tottenham, Manchester City kini tertinggal lima poin dari pemuncak klasemen sementara, Liverpool. Kini menyebut timnya sedang berada dalam kondisi “rapuh” dan mengalami “negativitas” di antara para pemain. Ia menekankan pentingnya fokus pada pertandingan Liga Champions melawan Feyenoord sebelum menghadapi Liverpool.
Sejarah Pertemuan Manchester City vs Liverpool
Berikut adalah sejarah pertemuan antara Manchester City dan Liverpool dalam lima pertandingan terakhir di Liga Inggris:
Tanggal | Pertandingan | Hasil |
---|---|---|
10 Maret 2024 | Liverpool vs Manchester City | 1-1 |
16 Oktober 2023 | Manchester City vs Liverpool | 2-2 |
10 April 2023 | Manchester City vs Liverpool | 2-1 |
3 Oktober 2022 | Liverpool vs Manchester City | 1-0 |
10 April 2022 | Manchester City vs Liverpool | 2-2 |
Dari data di atas, terlihat bahwa pertemuan antara kedua tim sering berakhir imbang atau dengan selisih gol tipis, menunjukkan persaingan ketat di antara mereka.
Tantangan yang Dihadapi Manchester City
Guardiola mengakui bahwa timnya sedang mengalami penurunan kepercayaan diri dan menghadapi tantangan besar untuk kembali ke performa terbaik. Ia menegaskan pentingnya menghadapi realitas dan bekerja keras untuk pertandingan berikutnya. Meskipun demikian, Guardiola tetap menunjukkan keyakinan pada kemampuan timnya untuk bangkit dari keterpurukan.
Pertaruhan Besar di Anfield
Pertandingan melawan Liverpool di Anfield akan menjadi penentu bagi Manchester City dalam perburuan gelar Liga Inggris musim ini. Kekalahan dalam laga tersebut dapat membuat jarak poin semakin lebar dan sulit dikejar. Oleh karena itu, Guardiola dan timnya harus mempersiapkan diri dengan maksimal untuk menghadapi tantangan berat ini dan menjaga asa meraih trofi liga.
Siapa Sosok Pep Guardiola dan Asal Usulnya
Josep “Pep” Guardiola Sala, lahir pada 18 Januari 1971 di Santpedor, Spanyol, adalah seorang mantan pemain sepak bola profesional dan kini menjadi manajer sepak bola ternama. Sebagai pemain, Guardiola berperan sebagai gelandang bertahan dan menghabiskan sebagian besar kariernya di FC Barcelona. Di bawah asuhan Johan Cruyff, ia menjadi bagian integral dari “Dream Team” Barcelona yang meraih berbagai gelar, termasuk empat gelar La Liga berturut-turut dan satu Piala Eropa pertama bagi klub pada tahun 1992.
Setelah pensiun sebagai pemain, Tak hanya itu kini juga memulai karier kepelatihannya dengan menangani tim Barcelona B. Pada tahun 2008, ia dipromosikan menjadi pelatih tim utama Barcelona. Di musim pertamanya, Guardiola membawa Barcelona meraih treble, memenangkan La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions UEFA. Prestasi ini menjadikannya pelatih termuda yang memenangkan Liga Champions. Selama empat tahun di Barcelona, ia meraih total 14 trofi, termasuk dua gelar Liga Champions dan tiga gelar La Liga.
Setelah meninggalkan Barcelona pada 2012, Guardiola mengambil cuti satu tahun sebelum bergabung dengan Bayern Munich pada 2013. Di Jerman, ia memenangkan tiga gelar Bundesliga berturut-turut dan beberapa trofi domestik lainnya. Pada 2016, Guardiola ditunjuk sebagai manajer Manchester City. Di bawah kepemimpinannya, City meraih berbagai gelar domestik, termasuk enam gelar Premier League. Pada November 2024, Guardiola memperpanjang kontraknya dengan Manchester City hingga 2026, menunjukkan komitmennya untuk terus membawa klub meraih kesuksesan.
Guardiola dikenal dengan filosofi permainan berbasis penguasaan bola dan pressing tinggi, yang sering disebut sebagai “tiki-taka”. Pendekatan inovatifnya dalam taktik dan strategi telah menjadikannya salah satu pelatih paling berpengaruh dalam sepak bola modern.
- Share