Xi Jinping Akan Bertemu Putin di Rusia pada 7 Mei: Misi Strategis di Tengah Ketegangan Global
- Home
- Xi Jinping Akan Bertemu Putin di Rusia pada 7 Mei: Misi Strategis di Tengah Ketegangan Global

Xi Jinping Akan Bertemu Putin di Rusia pada 7 Mei: Misi Strategis di Tengah Ketegangan Global
Presiden Tiongkok Xi Jinping dipastikan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia pada tanggal 7 Mei 2025, atas undangan langsung dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan ini bukan sekadar seremoni diplomatik biasa, tetapi dianggap sebagai langkah strategis yang mencerminkan penguatan poros Beijing-Moskow di tengah dinamika geopolitik global yang memanas, terutama pasca konflik Rusia-Ukraina dan rivalitas antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
Latar Belakang Kunjungan Xi Jinping ke Rusia

Kunjungan Xi ke Rusia kali ini akan berlangsung dari tanggal 7 hingga 10 Mei 2025, bertepatan dengan peringatan 80 tahun Hari Kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, yang biasanya diperingati lewat Parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah, Moskow. Xi disebut akan hadir sebagai tamu kehormatan dalam parade tersebut.
Undangan Resmi dari Kremlin
Menurut pernyataan resmi dari Kremlin, Xi Jinping hadir atas undangan langsung dari Presiden Vladimir Putin. Kedua pemimpin akan menggelar pembicaraan bilateral yang mencakup isu-isu strategis regional dan global, serta menandatangani sejumlah kesepakatan baru dalam bidang ekonomi, teknologi, energi, dan pertahanan.
Agenda Pertemuan Xi dan Putin

Kedua negara dijadwalkan menandatangani berbagai dokumen yang memperkuat kerja sama:
- Perluasan jalur distribusi energi dari Rusia ke Tiongkok
- Kesepakatan teknologi pertahanan dan drone
- Proyek infrastruktur lintas batas
Konsolidasi Dukungan Ekonomi
Dengan Rusia yang terkena sanksi Barat dan Tiongkok yang menghadapi tantangan perdagangan global, kedua negara berupaya memperluas mata uang alternatif, mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, serta memperkuat blok ekonomi non-Barat.
Pembahasan Soal Konflik Ukraina
Meski Tiongkok secara resmi menyatakan netral, Tiongkok terus mendorong “resolusi damai” terhadap konflik Rusia-Ukraina. Namun laporan dari Barat mengindikasikan bahwa Tiongkok tetap memasok komponen elektronik dan material yang memungkinkan kelangsungan produksi senjata Rusia.
Konteks Geopolitik Internasional
Ketegangan dengan Amerika Serikat dan NATO

Kunjungan ini berlangsung dalam iklim politik yang sangat tegang. Amerika Serikat dan NATO memandang hubungan Rusia-Tiongkok sebagai poros otoritarian global, dan memperingatkan bahwa kedekatan kedua negara bisa mengancam keseimbangan keamanan internasional.
Reaksi dari Ukraina dan Negara Barat
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan keprihatinan bahwa parade Hari Kemenangan akan dijadikan ajang provokasi oleh Rusia. Kehadiran Xi Jinping bisa dimanfaatkan untuk mengklaim dukungan internasional bagi rezim Putin.
Beberapa negara Eropa secara terang-terangan mengkritik kunjungan Xi dan menganggapnya sebagai bentuk legitimasi tidak langsung terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Signifikansi Diplomatik Bagi Kedua Negara
Rusia: Legitimasi dan Dukungan Moral

Bagi Rusia, kehadiran Xi di Moskow adalah sinyal kemenangan diplomatik. Di tengah isolasi dari dunia Barat, kehadiran salah satu pemimpin global utama merupakan bentuk dukungan moral dan simbolis bahwa Rusia masih punya mitra strategis.
Tiongkok: Mengukuhkan Diri sebagai Kekuatan Penyeimbang
Sementara bagi Tiongkok, kunjungan ini menunjukkan peran mereka sebagai kekuatan penyeimbang dalam tatanan dunia multipolar. Tiongkok ingin menunjukkan bahwa mereka bisa menjalin hubungan erat dengan Rusia, sekaligus tetap menjadi aktor yang mendorong solusi damai. Baca juga tentang AS Stop Bantuan Militer ke Ukraina !.
Pandangan Analis dan Media Internasional
Penguatan Aliansi Timur
Banyak analis menilai pertemuan Xi Jinping dan Putin sebagai konfirmasi semakin kuatnya “aliansi strategis Timur” yang berseberangan dengan dominasi Barat. Hal ini diperkuat dengan kerja sama BRICS, SCO, serta forum-forum ekonomi yang tidak didominasi AS dan sekutunya.
Kekhawatiran Eskalasi Global
Namun, sebagian pengamat juga mengingatkan bahwa aliansi Rusia-Tiongkok ini dapat memperpanjang ketegangan geopolitik dan memperbesar risiko konflik baru, terutama di kawasan Indo-Pasifik dan Eropa Timur.
Kunjungan Agenda Bilateral
Kunjungan Presiden Xi Jinping ke Rusia pada 7 Mei 2025 bukan hanya agenda bilateral biasa. Ini adalah langkah strategis yang memperlihatkan pergeseran kekuatan global, di mana dua negara besar dunia berusaha memperkuat posisi mereka di tengah konflik, sanksi ekonomi, dan fragmentasi global.
Dengan menyatunya kepentingan Rusia dan Tiongkok, dunia menyaksikan kian jelas terbentuknya dua kutub besar: poros Barat dan poros Timur. Dalam atmosfer dunia yang semakin tidak pasti, pertemuan Xi dan Putin di Moskow akan menjadi babak penting dalam sejarah geopolitik abad ke-21.
- Share